“Dalam percakapan dengan orang-orang dari segala usia, ras, dan profesi, saya menemukan kecemasan yang semakin besar bahkan ketakutan kalau-kalau segalanya tidak bisa berlangsung apa adanya lebih lama lagi,” demikian Dr. Jeremiah menulis. “Jelas bagi banyak orang bahwa awan pertanda buruk mulai menggelapkan masa depan kita, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi semakin membuat shock.
“Umat Kristen bertanya-tanya apakah akhir zaman yang dinubuatkan Kitab Wahyu mulai menimpa kita? Apakah kekacauan yang semakin parah yang kita alami merupakan pendahuluan dari Pengangkatan gereja yang semakin dekat serta kedatangan Kristus kali kedua? Orang-orang bertanya-tanya apakah AS sudah hampir ambruk, menjadi anarki ekonomi, rasial, dan politik; atau apakah bangsa-bangsa tidak bersahabat seperti Rusia, Tiongkok, atau Iran jangan-jangan melampiaskan amarahnya dengan bom atom terhadap kota-kota di AS; atau apakah para teroris militan yang merembes lewat perbatasan-perbatasan kita yang berpori-pori itu menimpakan kerusakan yang cukup hebat untuk membuat AS bertekuk lutut?”
Waktunya telah tiba untuk menerima normal yang baru ini, demikian Dr. Jeremiah mengatakan, dan memahami bagaimana tangan Allah tetap berkarya menggarap rancangan kekal-Nya bagi umat manusia.